hasil daur ulang plastik marimas

Dari Tak Berguna Menjadi Barang Istimewa

Memang terdengar prestasi yang memalukan. Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Data ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Universitas of Gergia yang dipimpin oleh Profesor Jenna Jambek dimana mereka menemukan fakta sejak tahun 2010, terdapat 124 juta matrick ton sampah plastik yang mengambang di lautan.

Dari 124 juta matrick ton sampah plastik tersebut Indonesia menyumbang 3,2 juta matrik ton sampah plastik. Nomor dua di dunia setelah Cina yang menyumbang paling banyak yaitu 8,8 juta ton matrik sampah plastik di laut. Memang terdengar sangat miris. Prestasi sampah yang memalukan ini bisa terjadi karena selain kesadaran membuang sampah pada tempatnya yang kurang, juga karena banyaknya penggunaan plastik sebagai pembungkus dengan tidak diimbangi oleh daur ulang yang baik.

Usaha daur ulang memang dilakukan. Yaitu menggunakan plastik bekas untuk membuat produk daur ulang. Tapi produk daur ulang tersebut ternyata tidak bisa didaur ulang lagi. Inilah yang akhirnya akan membuat sampah plastik tetap menjadi masalah.

Maka dari itu, diciptakanlah satu resolusi daur ulang permanen yang bisa menjawab semua itu. Yaitu Ecobricks. Apa itu Ecobrick? Yaitu salah satu cara daur ulang dengan memanfaatkan plastik sebagai pengganti batu bata, kayu atau material padat lainnya yang bisa dijadikan satu bangunan atau barang yang bisa dimanfaatkan. Ecobrick juga bisa disebut dengan cara meminimalisasi sampah dan memanfaatkannya kembali.

Bagaimana cara pembuatannya? Sangat mudah! Kumpulkan saja sampah-sampah yang tidak bisa terutai di sekitar kamu. Seperti sampah plastik sachet marimas , bekas bungkus makanan, sterofoam dan sampah yang tidak terurai lainnya. Lalu keringkan hingga bekas makanan dan bau busuk sudah tidak menempel lagi. Setelah kering masukkan pada botol bekas minuman yang telah dikeringkan juga. Isilah botol tersebut dengan sampah sebanyak yang mampu ditampung botol. Padatkan dengan menggunakan stik kayu. Jangan sampai berongga atau isinya terlalu sedikit karena bisa meleyot.

Setelah hasil pengisian sampah pada beberapa botol selesai, kamu bisa gunakan botol berisi sampah tersebut sebagai batu bata untuk membuat sebuah bangunan. Seperti contohnya kursi taman, pagar rumah, kursi santai, bahkan bisa juga digunakan untuk dinding sebuah rumah. Kamu hanya perlu menggunakan lem untuk menyatukab masing-masing brick tersebut hingga membentuk sebuah barang atau bangunan yang berfungsi.

Ecobrick tidak hanya menyelamatkan alam dari bahaya sampah yang tidak bisa terurai. Namun juga menyelamatkan kayu dari pembalakan liar akibat dari bisnis furniture yang tidak bertanggungjawab. Bisa membayangkan bagaimana seandainya semua furniture dibuat dari Ecobrick? Akan banyak sekali sampah yang bisa dimanfaatkan. Sekaligus, diwaktu yang bersamaan, ratusan pohon kayu di hutan bisa diselamatkan juga dari aksi pembalakan liar.

Ecobrick juga bisa dijadikan aktivitas menyenangkan bagi kamu yang mempunyai hobi aktivitas alam dengan daya imaginasi yang tinggi. Bayangkan saja. Kamu mengumpulkan berbagai macam sampah plastik yang tidak bisa terurai lalu berimaginasi membuat bangunan indah menggunakan Ecobrick ini. Kedengarannya memang sangat sepele dan kurang kerjaan. Namun dampak yang dihasilkan sangat luar biasa bagi lingkungan.

Investasi jangka panjang dari Ecobrick ini adalah selamatnya anak cucu kita dari bahaya paparan zat berbahaya yang dihasilkan oleh sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang. Karena sampah yang tidak bisa didaur ulang tersebut selain akan merusak ekosistem alam juga akan berdampak pada kesehatan manusia.

Tidak bisa dipungkiri. Bahwa membuat Ecobrick adalah pekerjaan yang tidak singkat. Membutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kesabaran yang luar biasa. Karena proses pengumpulan sampah hingga pembuatan Ecobrick memakan waktu yang cukup lama. Namun jika bisa konsisten, maka Ecobrick ini bisa menyelamatkan lingkungan bahkan bumi dari bahaya sampah di masa depan. Ecobrick bisa mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi hal yang sangat istimewa.

Jadi, ketika sulit sekali untuk menekan laju pertumbuhan sampah plastik, jalan satu-satunya adalah dengan mendaur ulang sampah secara permanen yang tidak akan menimbulkan sampah baru dari hasil daur ulang tersebut. Semoga, dengan aktivitas membuat ecobrick, peringkat Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik bisa turun peringkat.

Tags
Share